Trending

Percepat Penanganan Stunting, TP PKK Provinsi Banten Siap Manfaatkan Pangan Lokal

Kabupaten Pandeglang, (infonarasi.com)-Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten siap mereplikasi program TP PKK Pusat dalam pemenuhan makanan bergizi bagi anak stunting. Program selama tiga bulan ini, percepatan penanganan stunting memanfaatkan pangan lokal.

Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Provinsi Banten Tine Al Muktabar usai mendampingi jajaran Pengurus TP PKK Pusat untuk memperkuat kelembagaan PKK dan Posyandu dalam pemenuhan makanan bergizi bagi anak-anak di Desa Pagerbatu Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Senin (9/10/2023).

Turut hadir Ketua Divisi III PKK Pusat Ai Dariah, Safriati Safrizal Ketua Divisi IV, Meydy DS Malonda Sekretaris I, Niken Febrianty Tomsi Sekretaris III, Esther Liswantiyani Eko Sekretaris IV, Rahmania L Ketua Satgas III, Marliana Laode Ketua Satgas IV, Nurniyati Nyoto Sekretaris Pokja III, Sarma CE Simanullang Anggota Pokja IV dan Siti Aisyah staf Subdit PKK Ditjen Gedung Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri.

Pj Sekda Banten Virgojanti, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten Siti Ma’ani Nina dan Pj Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Usman Ashidiqi Qohara.

Tine mengatakan, dengan modal pengelolaan aktif hingga tingkat Kelurahan atau Desa, maka program tersebut akan direplikasi secara masif di seluruh lokus penanganan stunting di Provinsi Banten dengan mengoptimalkan anggaran yang tersedia.

“Kegiatan ini hanya contoh saja, cara penanganan stunting harusnya langsung turun dan mengambil langkah-langkah konkrit,” kata Tine Al Muktabar.

Di Desa Pagerbatu sendiri terdapat 75 anak stunting. Lokus tersebut paling banyak dibandingkan lokus lain di Kabupaten Pandeglang. Oleh karena itu, TP PKK Pusat menjadikan Desa Pagerbatu sebagai contoh penanganan program di atas.

Untuk memperluas gerak program, TP PKK Pusat memberikan anggaran sebesar Rp 560 juta kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Untuk lebih memaksimalkan jangkauannya, Pemprov Banten dan Pemkab Pandeglang juga didorong untuk menggunakan APBD masing-masing.

“Terima kasih atas perhatian Ketua TP PKK atas perhatiannya yang besar kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Beliau juga berpesan agar program ini direplikasi di seluruh Kelurahan atau Desa dalam penanganan stunting,” ujarnya. 

Safriati Safrizal, Kepala Bidang IV Kesehatan Keluarga dan Lingkungan TP PKK Pusat, mengatakan penanganan stunting merupakan kebijakan prioritas Pemerintah yang harus didukung semua pihak. Salah satunya pergerakan 1.000 hari pertama anak yang sangat penting.

Makanya tercukupi asupan gizinya, dengan mempercepat pergerakan makanan sehat agar anak bisa tumbuh maksimal, ujarnya.

Kata Safriati, Pemerintah saat ini sedang mendorong penyediaan pangan tambahan lokal dari berbagai bahan pangan lokal pengganti beras. Di Kabupaten Pandeglang banyak sekali jenis pangan lokal yang bisa dikembangkan.

“Seperti sebelum ada daun kelor, talas diolah dengan berbagai jenis varian. Dan program bantuan suplemen gizi ini merupakan langkah konkrit TP PKK yang dilaksanakan secara nasional di seluruh kabupaten,” jelasnya.

Dengan adanya program ini, Safriati berharap pada tahun 2045 angka stunting di Indonesia bisa menjadi zero stunting. Sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat tercapai dengan adanya bonus demografi SDM yang unggul.

“Kami berharap upaya ini dapat meringankan beban masyarakat dan keluarga yang berisiko mengalami stunting serta meningkatkan partisipasi TP PKK,” ujarnya.

Wakil Sekretaris Provinsi Banten Virgojanti menambahkan, pemberian bantuan pangan untuk stunting terus dilaksanakan dengan pemberian telur, beras, ikan, dan lainnya yang bekerjasama dengan Dunia Usaha, termasuk hari ini oleh TP PKK Pusat.

Stunting di Provinsi Banten mengalami penurunan dari 24,5 persen menjadi 20 persen, turun 4,5 persen. Semoga menjadi pemacu untuk terus berusaha, dan bekerja keras agar stunting di Provinsi Banten bisa turun di bawah target 14 persen,” ujarnya.

Menurut Virgojanti, percepatan penurunan stunting dilakukan dengan pendekatan terhadap keluarga berisiko stunting yang dilakukan dengan intervensi hulu.

Yaitu pencegahan kelahiran bayi stunting dan penanganan balita stunting, yaitu pencegahan kelahiran bayi stunting dan penanganan balita stunting, ujarnya.(fg)

Baca Juga: